Gloria Elsa, Perias Jenazah yang Sering Di bisiki Pesan Terakhir
Gloria Elsa, Perias Jenazah, SUKARELA: Gloria Elsa Hutasoit punya tradisi mandi air garam sebelum dan sesudah merias jenazah demi menghindari aura negatif.
baca juga: Brigadir J Tak Pernah Cerita soal Ancaman
Lima tahun sudah Gloria Elsa Hutasoit menekuni dunia rias jenazah. Selama itu pula dia mendapati kejadian-kejadian istimewa. Mendengar suara tidak biasa dari dunia yang berbeda.
—
PANDEMI Covid-19 membuat Gloria kian sibuk. Panggilan untuk bekerja lebih sering datang. Sebab, banyak yang enggan atau kesulitan membawa jenazah sanak familinya ke rumah duka.
Biasanya, dalam sebulan dia paling banyak merias lima jenazah. Bahkan, kadang tak ada sama sekali. Namun, sejak virus korona menggila, bisa tujuh sampai delapan kali panggilan datang setiap bulan.
Kepada Jawa Pos, Gloria bercerita, banyak yang enggan membawa jenazah keluarganya ke rumah duka karena protokol yang berlaku sangat ketat.
Biayanya pun jadi lebih mahal dari biasa. Sebab, banyak rumah duka yang tutup. ”Jadi, mereka pilih di rumah saja,” jelasnya.
Dari mereka, Gloria biasa dapat tugas. Merias jenazah secara cuma-cuma. Ya, sejak pertama menjadi perias jenazah, dia tidak pernah mematok harga.
Kalaupun ada yang bertanya, Gloria pasti menjawab gratis. Jika ada yang memaksa, baru dia terima. ”Itu nazar saya kepada Tuhan,” imbuhnya.
Dia tidak ingin kesulitan yang di alami ketika kehilangan suaminya di rasakan pula oleh orang lain. Karena itu, dia ingin terus membantu.
Caranya, memberikan jasa rias jenazah secara cuma-cuma.
Selama menjalankan kegiatannya tersebut, Gloria kerap mengalami kejadian istimewa yang berkaitan dengan dunia lain. Bentuknya adalah komunikasi
dengan mereka yang meninggal. Meski tidak bisa melihat langsung makhluk dari beda alam, dia kerap mendapat pesan berkaitan dengan hal-hal yang belum terselesaikan.
”Aku merias jenazah itu banyak pesan dari (roh, Red) yang aku rias,” imbuhnya. Pesan-pesan terakhir itu pun berbeda-beda setiap kali dia merias.
Umumnya, kata Gloria, pesan tersebut terkait hal-hal yang belum sempat dituntaskan. Misalnya, permintaan maaf kepada pihak keluarga. ”
Pesannya aku sampaikan langsung ke pihak keluarga,” jelasnya. Komunikasi tersebut biasa terjadi saat jenazah dirias. Karena itu,
sering kali dia berbisik-bisik atau langsung menyampaikan yang dia dengar. Pesan dari setiap proses merias juga selalu berbeda. Tidak pernah sama antara satu dan lainnya.
Biasanya komunikasi itu berlanjut setelah Gloria pulang. ”Masuk lewat mimpi,” katanya. Di mimpi, komunikasi yang terjadi lebih sering berupa ucapan terima kasih. ”
Mungkin karena sudah diriaskan,” imbuhnya. Tentu ketika kali pertama mengalami hal itu dia sempat kaget. Bahkan, sampai saat ini pun tidak jarang Gloria
merasa heran dengan kelebihan yang di milikinya. Meski, kadang hal itu juga tidak jarang membuatnya takut.
Di sisi lain, Gloria sering merasakan aura atau energi tertentu setiap kali merias jenazah. Karena itu, dia punya kebiasaan khusus sebelum dan sesudah merias.
Mandi garam. ”Itu untuk penetralisir energi-energi negatif,” bebernya.
Dia juga tidak pernah lupa berdoa. Lalu, membisikkan kata-kata seperti minta izin sebelum proses rias berlangsung. ”Karena pendengaran itu kan
di ambil sama Tuhan yang paling terakhir,” terangnya. Pengalaman-pengalaman istimewa yang di rasakan serta di lalui Gloria memang tidak melulu baik.
Tidak jarang dia harus merias jenazah yang meninggal secara tidak wajar. ”Kadang aku suka mimpi buruk,” ungkapnya.
Beruntung, hal itu tidak sampai membuat Gloria trauma atau takut berkepanjangan. Dengan begitu, dia tidak pernah kapok untuk membantu siapa pun
yang membutuhkan jasanya. Selama dia sanggup dan punya waktu, dia pasti datang setiap di minta bantuan.
baca juga: Dokter dan Psikolog