Polisi Periksa Ayah Bayi Korban Susu Kedaluwarsa Swalayan Marina Mart Kendari, Dicecar 20 Pertanyaan
Polisi Periksa Ayah Bayi, Kepolisian Resor Kota atau Polresta Kendari memeriksa ayah bayi korban susu kedaluwarsa.
Ayah korban bernama Irfan (39) di periksa selama kurang lebih 3 jam di ruangan Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Polresta Kendari
Irfan di periksa sebagai saksi dan di cecar kurang lebih sebanyak 20 pertanyaan penyidik Unit Tipidter. Di ketahui, Swalayan Marina Mart Mandonga
harus berurusan hukum karena menjual susu kadaluarsa. Susu kedaluwarsa itu di beli seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Mariani (39) dan di konsumsi bayinya A (7 bulan).
Akibatnya, sang bayi mengalami mual, muntah, diare dan bintik merah di seluruh tubuh. Hingga kini, bayi A trauma dan menolak minum susu,
berikut bintik merah masih meninggalkan bekas. Polisi kemudian menyelidiki kasus ini setelah korban melaporkan perkara susu kedaluwarsa ke Polresta Kendari.
Penyidik selanjutnya memeriksa menejemen Marina Mart Kendari, di stributor susu, dokter anak dan korban Mariani sendiri.
Giliran saksi dari ayah sang bayi bernama Irfan dengan mendatangi Polresta Kendari sekira pukul 10.30 Wita di periksa hingga 13.20 Wita.
Irfan membeberkan, ia menjelaskan mengenai awal mula istrinya membeli susu di swalayan Marina Mart pada 2 Juli 2022 siang.
Sore di kasih minum, malam anak ini menangis, subuh sekira jam 4 mual, lalu buang air besar (BAB), bibir membiru lalu muntah,beber Irfan.
Selanjutnya, 3 Juli pagi tubuh sang bayi muncul bintik merah.
Ibu bayi Mariani pun mendatangi Swalayan Marina Mart untuk mempertanyakan susu kadaluarsa yang di jual.
Selanjutnya kami melapor ke Polsek Mandonga, kemudian membawa bayi kami ke dokter anak,\” jelasnya.
Periksa 5 Saksi
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Kendari AKP Fitrayadi menjelaskan, 5 orang susah di periksa.
Kami sudah periksa menejemen Marina Mart, di stributor susu, korban dan dokter yang pertama memeriksa bayi (anak Mariani), kata AKP Fitrayadi pada Rabu (3/8/3022).
Ia mengatakan, sampai saat ini kasus susu kadaluarsa masih proses penyelidikan dan belum naik ke tahap penyidikan.
Penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Polresta Kendari juga masih mengambil keterangan saksi korban pada Rabu (3/8/2022).
Baca juga: Memasak Ceker Pedas (Lunak)
Gagal Damai
Sebelumnya, perkara susu kadaluarsa swalayan Marina Mart berlanjut ke proses hukum di kepolisian setelah gagal berdamai.
Lantaran, mediasi antara Swalayan Marina Mart dengan korban bernama Mariani (39) gagal mencapai kesepakatan.
Sebab, sejumlah usulan penawaran yang di ajukan Pimpinan Marina Mart di tolak mentah-mentah Mariani.
Di ketahui, Polresta Kendari melakukan mediasi terhadap kedua pihak, menejemen swalayan Marina Mart dan korban Mariani, pada Sabtu (16/7/2022).
Dalam mediasi tersebut di hadiri Pimpinan Marina Mart, pihak Nestle dan korban Mariani di dampingi kuasa hukum.
Mediasi berlangsung di ruangan unit tindak pidana tertentu (Tipidter) Polresta Kendari, Jl DI Panjaitan, Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari.
Kuasa Hukum Mariani, Sidik Nurman Jaya mengatakan, perkara kasus susu kadaluarsa ini berlanjut ke proses penyelidikan.
Karena tidak ada kesepakatan, pihak kepolisian menindaklanjuti itu ke proses penyelidikan, kata Sidik saat di hubungi melalui telepon, pada Senin (1/8/2022).
Saat ini, kuasa hukum Mariani juga sudah menerima surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan (SP2HP) pertama dari Polresta Kendari.
Dari SP2HP penyidik sudah memanggil pihak Marina Mart dan ada beberapa saksi yang di panggil, bebernya.
Pihak kuasa hukum pun juga menyiapkan 3 saksi, termasuk Mariani dan pihak keluarga yang mengetahui ihwal susu kadaluarsa tersebut.
Susu Kadaluarsa
Sebelumnya, menejemen swalayan Marina Mart dilaporkan polisi lantaran menjual susu bayi kadaluarsa.
Susu bayi tersebut di beli seorang ibu rumah tangga bernama Mariani hingga di konsumsi anak bayinya berinisial A berusia 7 bulan.
Akibatnya anak Mariani tersebut mengalami mual, muntah dan bintik merah di tubuh bayi tersebut.
Sang ibu pun curhat lewat media sosial (medsos) TikTok hingga viral di jagad maya.
Mariani melaporkan kasus ini ke Kepolisian Sektor atau Polsek Mandonga, namun di ambil alih Polresta Kendari.
Baca juga: Bharada E Di tetapkan Tersangka
